KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.2
PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Aisyah Senja Mustika,
S. Pd.
Pemimpin pembelajaran dalam Pengelolan Sumber Daya
dimaksudkan guru-guru terdepan yang melakukan inisiatif-inisiatif atau ide-ide
cemerlang dalam menemukenali dan memberdayakan asset yang ada untuk mengoptimalkan
tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan asset-based approach ia mampu
menggerakkan orang-orang disekitarnya untuk memiliki sudut pandang baru yang
lebih positif dan terbuka terhadap apa-apa yang mungkin untuk dikembangkan oleh
sekolah. Konsep merdeka belajar, memahami kekuatan konteks sosial budaya di
daerahnya, serta implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan KSE digunakan
untuk panduan dalam mengeksplorasi kekuatan sumber daya sekolah.
Pengelolaan sumber daya yang tepat, akan mampu meningkatkan
pembelajaran anak didik. Hal ini dapat terjadi sebab pembelajaran yang berakar
dari kodrat alam anak akan memberikan dampak langsung dan nyata kepada anak
didik sehingga mereka bisa langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh
pada lingkungan. Ini juga menimbulkan pembelajaran yang lebih bermakna, sebab
diangkat dari isu-isu yang tidak jauh dari mereka sehingga permasalahan terasa
nyata. Penggalian potensi sumber daya sekolah juga memungkinkan guru untuk
menemukan kekuatan-kekuatan yang ada sehingga akan nampak inovasi-inovasi baru
baik secara fisik seperti media pembelajaran, alat pembelajaran, maupun strategi
atau proses pembelajaran itu sendiri. Pemanfaatan sumber daya sekitar sekolah
juga memungkinkan terjadinya kolaborasi yang lebih massive antara warga sekolah
dan masyarakat setempat, ini juga mengajarkan kepada anak bagaimana cara
berinterkasi dengan tepat kepada masyarakat luas.
Modul 3.2 pengelolaan sumber daya merupakan salah satu modul
managerial lanjutan dari modul sebelumnya 3.1 yaitu terkait pengambilan
keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan. Jika pada modul 3.1 saya telah
belajar bagaimana memanage dilema etika dan bujukan moral kemudian membuat
langkah-langkah bagaimana mengambil keputusan terbaik, maka di modul ini saya
diajak untuk mampu mengelola asset atau kekuatan sekolah untuk mengoptimalkan
kualitas pembelajaran. Setelah
sebelumnya saya dicerahkan terkait kebutuhan belajar murid yang dituangkan
dalam modul 2.1 yaitu pembelajaran berdifereniasi dan modul 2.2 mengenai pemelajaran
sosial emosional, serta bagaimana kita bisa mengelola masalah melalui pendekatan
coaching. Modul 1.1 adalah overture yang memukau di mana saya dilibatkan untuk
merasakan atmosfer idealnya pembelajaran dari filosofi Ki Hadjar Dewantara. Modul
1.2 saya dikenalkan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak, sebuah perubahan
besar yang bisa kita ambil untuk menjadi pemimpin pembelajaran sesuai filosofi
KHD. Modul 1.3 semakin jelas langkah saya dengan pembuatan visi prakarsa
perubahan, mengenal konsep BAGJA yang membuat suatu tujuan semakin konkrit dan
mudah untuk dievaluasi. Sebagai implikasi terhadap apa yang telah saya pelajari,
saya diajak untuk menerapkan budaya positif di kelas dan di sekolah, ini
pengalaman sarat makna di mana saya menerapkan segitiga restitusi.
Sebelum saya mengikuti modul ini, saya pernah menganalisis
konteks sosial kultural di daerah sekolah kami pada saat saya belajar mengenai
kodrat alam di modul 1.1 Filosofi Ki Hadjar Dewantara, saat itu saya lebih
tercerahkan kemudian mulai menggunakan sumber daya yang ada di sekitar sekolah
seperti sungai irigasi, bukit, sawah, termasuk dolanan bocah dsb nya untuk
melakukan pembelajaran. Namun, setelah mengikuti modul ini saya semakin peka
terhadap asset atau kekuatan sekolah di daerah kami, melalui rukol saya
menganalisis lebih dalam asset daerah dengan teman-teman sejawat yang lokasi bertugasnya
berdekatan, pada saat elaborasi saya memperoleh wawasan-wawasan dan sudut pandang
baru yang tercerahkan.
0 Komentar