Banyak yang bilang di masa pandemi ini naik kelas cuma give away. Alasannya sederhana, masuk saja tidak pernah eh tiba-tiba kog sudah naik kelas? Buat kamu yang tersudutkan oleh kalimat itu, coba tepuk dadamu lalu bilang: Aku hebat karena telah sanggup melewati hari-hari yang penat belajar di rumah. Kamu pantas mendapat apresiasi!
Belajar di rumah tidak secuma-cuma itu,
tentu ada banyak tantangan yang tidak banyak orang tahu. Apalagi buat kamu
pelajar yang punya semangat tinggi, betapa rindunya dengan bangku sekolah?
Brainstorming dengan guru atau teman, mengikuti beragam ekskul dan event
sekolah, ikut perlombaan, atau sekedar ngobrol santai di bawah pohon sambil
jajan di jam istirahat. Semua tentang sekolah yang terlihat membosankan dan
dibenci bisa terlihat manis dalam bingkai kenangan masa lalu sebelum pandemi. Larimu
yang tergopoh-gopoh mengerjar waktu masuk, mendapat hukuman saat upacara karena
atribut tak lengkap atau sekedar yang pingsan di UKS, sorak sorai keriuhan
kelas atau malah kamu bisa rindu dengan suara guru paling killer, sensasi
berdebar maju ke depan kelas atau kaget dibentak guru saat kamu tidur ngiler.
Sekolah memang keren, ia tempat amat
menyenangkan dalam beragam versi. Kalau sekolah membuatmu lelah dan kadang
menjadi amarah, itu karena untuk menjadi manusia yang bertumbuh dan mendewasa
harus ditempa pikiran, emosi, dan spiritualnya. Lebih dari setahun fungsi
sekolah mungkin tidak seoptimal biasanya, kenaikan kelasmu yang seharusnya
ditandai dengan meningkatnya ilmu, skill, dan perubahan karaktermu bisa
terkesan abu-abu. Jangankan perayaan kelas baru dan teman baru, bahkan suasana
baru pun belum tentu akan kamu dapatkan segera.
Nah, agar kamu tetap terarah meski tidak
masuk sekolah, Bu Senja akan membagikan tips agar Naik Kelasmu tahun ini jadi
lebih bermakna. Apa saja itu? Mari kita simak:
1. Pahami
Posisi Diri
Tidak ada yang paling berpangaruh pada hidupmu selain
dirimu sendiri. Ini adalah fakta tidak terbantahkan yang kemudian
bermanifestasi pada nasib ada ditanganmu. Sampai soal ini Allah pun berfirman
bahwa Ia tidak akan sekali-kali mengubah nasib kita jika kita enggan berubah.
Oleh karenanya, pahami posisi dirimu, siapa kamu dan mengapa kamu perlu
belajar. Temukan suatu titik yang membawamu pada suatu pemahaman bahwa Allah
sangat menghargai hidupmu dan kau pun seharusnya begitu. Jangan menjadi jahat
pada dirimu dengan menjadi pemalas lalu dengan mudah kau cap dirimu orang
rata-rata, orang biasa, atau bahkan orang bodoh.
Coba renungkan, kau lahir ke bumi ini setelah pertaruhan
nyawa! Daun yang jatuh saja sudah ada hitungannya di mata Allah, mana mungkin
kau lahir hanya sekedar penggenap isi bumi apalagi sekedar basa-basi. Kau pasti
lahir karena sebuah misi! Tugasmu saat ini sembari mencari jati diri adalah
menemukan misi, tentukan misimu agar kau punya mimpi. Mimpi-mimpimulah yang
akan menggerakkan sendi-sendi di tubuhmu agar mampu berlari.
Duh, dari naik kelas kog obrolannya tiba-tiba jauh
banget sih Bu Senja? Hehehe bukan maksud melarikan diri dari topik, hanya
mengingatkan hal-hal mendasar, sebab perubahan seharusnya tidak datang tiap
pergantian tahun, namun setiap harinya, dan untuk terus menjadi lebih baik kamu
harus cukup bahan bakar. Sumber bahan bakar itu tidak lain adalah kuatnya
tekadmu!
2. Buat
Target Transformasi
Mimpi tanpa langkah pasti hanya akan menghilang
ditelan waktu. Coba tahun ini kamu buat paling tidak satu atau dua hal yang
ingin kamu rubah atau transformasikan. Sederhananya, jika biasanya kamu hanya
membaca ala kadarnya, coba di kelas yang baru ini kamu buat target missal satu
buku satu bulan. Berusahalah konsisten!
Bagaimana kalau permasalahannya adalah tidak konsisten
saat proses transfomasi? Memang sudah watak kalau manusia konsisten untuk tidak
konsisten bukan? Kehidupan kita seperti gelombang. Namun yang menjadi pembeda
orang yang bertekad, konsisten untuk tidak menyerah. Sesuatu yang kamu usahakan
dengan penuh kegigihan akan memberi bekas tersendiri dalam hidupmu. Mulai
sekarang, coba pikirkan transformasi apa yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu?
Saat kamu sudah mampu melakukannya dengan konsisten, lihatlah perubahan besar
apa yang terjadi dalam hidupmu!
3. Targetkan
sebuah Keterampilan Baru
Semakin dewasa umur kita, sudah sepatunya keterampilan
kita bertambah. Banyak orang menua sekedar mengikuti alur tanpa mencoba
memberdayakan diri. Padahal, ketika mau digali kita memiliki beragam potensi.
Sekolahpun begitu, jangan sampai kamu sudah naik kelas namun level keterampilan
kamu tidak bertambah.
Coba kamu lihat materi sekolahmu, adakah keterampilan
yang mesti kamu kuasai? Menulis misalnya, membuat desain, melukis, membuat
prakarya, atau berhitung. Bagi anak SMK tentu ada keterampilan khusus seperti
menari, memasak, menguasai mesin, atau pemograman. Fokuskan dirimu untuk
menguasai keterampilan yang telah kamu pilih, minta bantuan guru, belajar dari
internet atau jika perlu kunjungi orang yang terkait dengan bidang itu secara
langsung.
Keterampilan yang sedang kamu bangun mungkin tidak
serta merta akan bermanfaat bagimu, tapi nanti setelah lulus keterampilan itu
pasti akan sangat berguna bagi kehidupanmu.
4. Beri
Impact pada Orang Tuamu
Saat anak daring di rumah, tidak jarang orang tua
mengeluhkan sikap putranya yang malas. Bangun pukul 09.00, mager di kamar,
enggan membantu pekerjaan rumah, kadang malah ada yang kluyuran tidak jelas. Dari
sudut pandang anak, kamu mungkin berpikir orang tuamu bawel, banyak mengatur
dan tidak paham situasi dan kondisi anaknya.
Tidak ada yang sepenuhnya salah atau sepenuhnya betul,
sudut pandang berbeda karena kamu dan orang tuamu menjalani peran yang berbeda.
Tapi penting untuk kamu pahami, tidak ada salahnya kamu berupaya mendengar dan
merenungi apa yang diucapkan oleh orang tuamu. Membantu orang tua, tidak saja
meringankan beban mereka namun juga secara langsung mengajari kita terampilan
hidup. Memasak, mencuci baju dan piring, menyapu itu semua tetap kamu butuhkan
sampai kapan pun, baik laki-laki maupun perempuan.
Hal-hal yang nampak sederhana itu nantinya juga akan
membuatmu lebih aware pada jerih payah orang tua. So, lakukan tidak saja
sekedar ingin belajar keterampilan hidup, namun ladang pahala kita membantu
orang tua. Klise? Tidak ada aktivitas menyenangkan orang lain itu klise.
Setelah tanganmu lebih ringan membantu, lihatlah, bibir orang tuamu juga lebih
ringan merekah, suaranya lebih halus padamu, dan tentunya suasana rumah akan
lebih indah.
0 Komentar